Selasa, 16 Januari 2018

KRITIK ARSITEKTUR


 






            RUMAH TINGGAL

            Alamat            : Jl. Pinang 2 RT 01/15 No. 01, Limo-Depok
            Luas                : +- 108 m2       


Rumah ini terletak di pinggir jalan yang sering dilalui kendaraan ataupun orang-orang yang lewat. Rumah ini mempunyai ukuran yang besar diantara rumah sekitarnya. Warna rumah ini juga sangat mencolok dan tidak memiliki pagar, sehingga rumah ini bisa dianggap tidak memiliki keamanan yang bagus. Saya merasa masih banyak kekurangan dalam penempatan ruang, ukuran ruang, perletakkan furniture, dan pembuatan tangga yang salah.

1.      Dapur



Dapur dapat di akses melalui pintu samping yang secara otomatis dapat terlihat secara jelas oleh pengendara maupun orang-orang yang melintas.Sehingga aktivatas penghuni dapat dengan jelas terlihat orang pengendara ataupun orang yang melintas.

2.      Ruang Makan

 







Ruang makan yang seharusnya terletak berdekatan dengan dapur agar memudahkan penghuni justru terletak berjauhan. Ruang makan terletak di lantai 2, sehingga ruang makan tidak berfungsi dengan baik. Banyak penghuni yang makan langsung di dapur.

3.      Kamar Tidur
 










Kamar tidur berukuran 2.5 m x 2.8 m termasuk kecil jika dibandingkan dengan luas bangunan yang ada, sehingga furniture yang besar dan banyak tidak bisa ditempatkan dengan baik di tiap kamar tidur.

4.      Kamar Tidur Utama








Kamar tidur utama terletak berdekatan dengan dapur dan ruang tamu, menurut saya ruang tidur utama yang seharusnya bersifat privat justru akan terganggu dengan aktivitas pada ruang tamu dan dapur. Selain itu perletakan furniture di kamar ini juga tidak tertata dengan baik, diantaranya yaitu penempatan tempat tidur yang menghadap ke arah toilet dan tidak ada adanya ruang ganti.

5.      Ruang Tamu


 
Pemanfaataan ruang tamu yang cukup besar kurang efisien, sehingga terdapat ruang mati yang hanya digunakan sebagai tempat untuk menyimpan perabotan. Menurut saya seharusnya ruang tamu terata rapi agar kesan tamu yang datang dapat baik.

6.      Tangga
 









Tangga yang dibuat merupakan tangga lurus, namun pembuatannya terlalu menjorok sehingga sangat berbahaya untuk anak kecil. Ukuran anak tangga juga tidak sesuai dengan ketentuan yang ada, sehingga penghuni cukup lelah untuk naik ataupun turun.

7.      Furniture
Banyak perletakkan furniture yang tidak sesuai dengan fungsinya. Terlalu banyak furniture di dalam rumah, terutama furniture yang sudah tidak terpakai. Seharusnya di buat gudang untuk menyimpannya.

Berdasarkan hasil kritik tersebut dapat disimpulkan bahwa kritik yang saya gunakan menggunakan jenis kritik deskriptif.


       KRITIK DESKRIPTIF adalah kritik yang menjelaskan sebuah kritik seolah kita adalah seorang jurnalis arsitektur atau sejarahwan dan menilai bangunan secara apa adanya bedasarkan pengalaman. Pada kritik deskriptif, kita menjelaskan bagaimana perasaan kita terhadap sebuah bangunan dengan merasakan bangunan tersebut dan kemudian mencatatnya.
       Pada kritik deskriptif kita juga bisa mencatat pengalaman seseorang/ orang lain mengenai sebuah bangunan/kota. Jadi secara tidak langsung, mengetahui pendapat/kritik yang berasal dari orang lain yang merasakan/melihat bangunan tersebut. Kritik deskriptif memiliki tujuan yaitu untuk menilai sebuah bangunan dengan mengetahui proses bangunan tersebut dan dilihat dari unsure bentuk bangunan.
· Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota
· Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
· Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai
unsur bentuk yang ditampilkannya
· Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.
Kritik Deskriptif terdiri dari :

1. Kritik Deskrpiktif - Sebuah kritik yang memaparkan secara apa adanya tanpa melebih-lebihkan.

Kritik Depiktif dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Secara Grafis

Artinya, pada kritik ini lebih memfokuskan penilaian pada elemen2 bentuk, material dan tekstur. Tujuannya, supaya dapat menjelaskan kepada pembaca agar lebih memahami sebuah bangunan sebelum si pembaca mengira-ngira tentang bangunan tersebut.

Produk dari kritik depiktif diantaranya:
- Fotografi
- Diagram
- Pengukuran
- Verbal (kata-kata)

b. Secara Verbal
Kritik Depiktif secara verbal berupa penilaian mengenai fungsi bangunan dan bagaimana penggunaanya.

c. Secara Prosedural
Pada kritik depiktif secara prosedural, artinya penilaian terhadap bangunan yang didasarkan pada lingkungan fisik dan perkembangan bangunan sejak mulai direncanakan hingga proses pembentukannya


Sumber : http://archikets.blogspot.co.id/2016/09/kritik-deskriptif.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar