Sejak fenomena pemanasan global mencuat, isu-isu yang berkaitan dengan
lingkungan banyak digaungkan di berbagai bidang termasuk properti. Di bidang
ini, pemilihan material atau bahan bangunan adalah salah satu langkah yang
dilakukan dalam upaya menciptakan green property atau properti
yang ramah lingkungan. Masyarakat Indonesia saat ini semakin sadar akan
pentingnya memilih bahan atau material yang mengakomodasi isu-isu lingkungan
misalnya yang menyangkut go green, low energy, dan antitoksin.
Secara sederhana, dijelaskan bahwa pemilihan material yang ramah dapat
dijabarkan menjadi dua hal yakni dari sisi teknologi dan penggunaan. Dari sisi
teknologi, misalnya, pemilihan bahan sebaiknya menghindari adanya toksin atau
racun dan diproduksi tidak bertentangan dengan alam. Sebagai contoh, minimalkan
penggunaan material kayu, batu alam ataupun bahan bangunan yang mengandung
racun seperti asbeston.
Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan
misalnya menggunakan lampu hemat energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi
listrik, semen instan yang praktis dan efisien, atau pun memilih keran yang
memakai tap yang hanya mengeluarkan air dalam volume tertentu.
Green
architecture (dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang
berkelanjutan) adalah salah satu wujud nyata proses pembangunan yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan lingkungan di sekitarnya: dari tapak
untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi.
Tujuan umumnya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak
keseluruhan dari lingkungan yang dibangun pada kesehatan manusia dan lingkungan
alam oleh:
1.
Efisien
menggunakan energi, air, dan sumber daya lain
2.
Kesehatan penghuni Melindungi dan meningkatkan
produktivitas karyawan
3.
Mengurangi limbah, polusi dan degradasi
lingkungan
Pemanfaatan
material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan
bangunan yang indah dan fungsional. Selain itu, pemanfaatan material bekas
kembali dapat menghebat biaya dan material yang diambil dari alam sehingga
dapat lebih melestarikan alam. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso,
hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru,
dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan.
Material ramah lingkungan memiliki
kriteria sebagai berikut;
1. tidak beracun,
sebelum maupun sesudah digunakan
2. dalam proses
pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
3. dapat
menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena
kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah,
kayu pada pepohonan)
4. bisa didapatkan
dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang
besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke
lokasi pembangunan)
5. bahan material yang dapat terurai dengan mudah
secara alami
6. dapat didaur ulang atau digunakan kembali
Material yang
ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya.
Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau
dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila
dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam
karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.
Berikut sedikit
dari material ramah lingkungan yang akan saya jelaskan berdasarkan kelebihan
dan kekurangannya.
1. KAYU
Kayu, mungkin dan hampir pasti setiap hari
kita melihat yang namanya kayu. Mulai dari meja, kursi, pintu, rangka atap, dan
masih banyak lagi benda yang menggunakan kayu sebagai bahan pembuatannya. Meski
saat ini sudah ada bahan alternatif pengganti kayu, misalkan saja baja, besi,
plastik, dan lain sebagainya, namun kayu masihlah menjadi bahan yang paling
banyak dipergunakan.
Kayu memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
adalah:
· Kayu mudah dalam pengerjaan, bisa dibuat atau
dibentuk sesuai keinginan, misalkan saja untuk ukiran, desain kusen, dll.
Selain itu, kayu juga mudah untuk dipaku, dibaut, dan direkatkan
· Kualitas kayu bisa dilihat secara visual,
misalkan saja bila terjadi cacat kayu dapat diketahui secara kasat mata.
· Kayu lebih tahan terhadap tekanan dan
lenturan.
· Dengan adanya bermacam jenis kayu, maka kayu
memiliki tekstur yang baik dan indah.
· Kayu memiliki berat jenis yang cukup ringan
sehingga bisa mengapung dan sifat resonansinya.
· Kayu dapat diubah menjadi bentuk pulp (bubur
kayu), dan bisa diolah untuk dijadikan bahan produk lainnya, misal untuk bahan
baku pembuatan kertas.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan material
kayu diantaranya adalah:
· Tidak tahan api, sehingga kayu mudah terbakar,
apalagi kalau dalam kondisi kering.
· Kayu tidak dapat dimanfaatkan secara
keseluruhan sehingga sisa penggunaan kayu hanya menjadi limbah.
· Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau
lebar), kayu tidak bisa menutup secara keselurahan karena terbatasnya diameter
kayu. Biasanya untuk menyikapi hal ini kayu harus disambung atau
diperlebar/perbesar.
· Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu
seperti rayap atau serangga lainnya
· Kayu mengandung air dan berpengaruh besar
terhadap bentuk kayu. Kayu yang belum kering biasanya masih mengalami
penyusutan atau perubahan bentuk, oleh karena itu kayu harus dikeringkan
sebelum digunakan.
· Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif
terhadap kelembaban.
2.
ALANG-ALANG
Atap alang-alang merupakan
jenis bahan atau material bangunan yang sangat ramah lingkungan(enviroment
friendly). Atap alang-alang merupakan
atap dengan bahan alami rumput alang-alang.
Karakter alami inilah yang merupakan kelebihan atap alang-alang :
Karakter alami inilah yang merupakan kelebihan atap alang-alang :
·
Tidak mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
·
Dapat terurai secara organis oleh alam.
·
Pembuatan serta pemasangannya sangat sedikit
menghabiskan bahan bakar fosil.
·
Proses produksinya tidak menghasilkan
limbah (zero waste).
· Bahan baku rumput alang-alang dapat dengan
mudah tumbuh dimana saja, dan merupakan bahan yang dapat diperbaharui (renewable).
Secara arsitektural -bahan atap alang-alang
memiliki kelebihan, antara lain:
1. Memberikan
kesejukan di dalam bangunan.
2. Secara visual
menciptakan kesan natural pada bangunan
3. Dapat
dikombinasikan atau disandingkan dengan material-material modern.
4. Berkarakter
plastis sehingga mudah dibentuk menjadi berbagai jenis-bentuk atap.
5. Dapat diterapkan
pada jenis bangunan apapun.
6. Teknik pemasangan
dan konstruksi yang sederhana.
Sedangkan
kekurangan atau kelemahan dari alang-alang antara lain :
·
Resiko mencegah kebakaran sangat kecil
·
Tidak tahan lama
·
Sering dimakan oleh burung
·
Sangat ringan sehingga tidak kuat menahan
angin
3.
BAMBU
Perkembangan
dunia arsitektur di Indonesia tidak terlepas dari penggunaan bamboo dari
penggunaan bamboo untuk bahan bangunan. Tidak hanya alat dan perabitan saja,
tetapi bamboo juga sering dipakai pada pembuatan konstruksi bangunan. Bamboo diklaim
memiliki tingkat kekuatan yang setara dengan besi dan baja asalkan sudah diolah
sedemikian rupa terlebih dulu. Namun karena merupakan produk alami, karakteristik
bamboo tidak seragam sehingga bakal sedikit menyulitkan kita saat
pemasangannya.
Berikut ini kelebihan dari bambu diataranya :
·
Bahan Alami yang
dapat diperbaharui
·
Sangat cepat
pertumbuhannya (hanya perlu 3 s/d 5 tahun sudah siap tebang)
· Pada berat jenis
yang sama, Kuat tarik bambu lebih tinggi dibandingkan kuat tarik baja mutu
sedang.
·
Ringan
·
Bahan konstruksi
yang murah
Sedangkan kekurangan atau kelemahan
dari bambu antara lain :
·
Rentan terhadap
rayap.
·
Jarak ruas dan
diameter yang tidak sama dari ujung sampai pangkalnya
Sumber :
Sumber :